Pernahkah Anda melihat sepasang burung saling merapikan bulu dengan penuh kelembutan, atau seekor hewan yang tampak begitu gembira saat pemiliknya pulang ke rumah?
Momen-momen kecil seperti itu sering membuat kita bertanya-tanya: apakah hewan benar-benar bisa merasakan cinta, atau semua itu hanya naluri untuk bertahan hidup? Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah meneliti pertanyaan ini, dan hasilnya membuka pandangan baru tentang kehidupan emosional di dunia hewan.
Ketika berbicara tentang cinta pada manusia, kita membayangkannya sebagai perpaduan antara kasih sayang, kedekatan, dan perhatian. Hewan mungkin tidak mengekspresikan cinta dengan cara yang sama seperti manusia, namun banyak perilaku mereka menunjukkan adanya ikatan emosional yang mendalam. Primata, misalnya, sering berpelukan, saling merawat, dan menenangkan sesamanya. Gajah menunjukkan tanda duka ketika salah satu dari mereka meninggal, bahkan merawat anggota kawanan yang terluka. Sementara itu, hewan kecil seperti tikus padang (prairie vole) dikenal membentuk pasangan seumur hidup dan menunjukkan stres ketika dipisahkan dari pasangannya.
Para peneliti juga menemukan bahwa hormon oksitosin yang dikenal sebagai "hormon kelekatan" berperan besar dalam hubungan sosial hewan. Saat hewan berinteraksi secara lembut, seperti saling mengelus, berdekatan, atau berpelukan, kadar oksitosin mereka meningkat, sama seperti manusia ketika merasa bahagia bersama orang yang dicintai. Reaksi biologis ini memperkuat ikatan sosial dan mendorong kerja sama, hal yang penting untuk bertahan hidup di alam liar.
Beberapa spesies hewan menunjukkan kesetiaan luar biasa, menyerupai hubungan romantis pada manusia. Burung seperti angsa dan albatros sering kembali ke pasangan yang sama setiap musim berkembang biak. Hubungan jangka panjang ini terbukti meningkatkan peluang hidup anak-anak mereka karena kedua induk berbagi tugas untuk melindungi dan memberi makan keturunannya.
Contoh menarik juga datang dari tikus padang. Hewan kecil ini tidak hanya setia pada satu pasangan, tetapi juga menunjukkan perilaku penuh kasih seperti berpelukan untuk menghangatkan diri dan terlihat gelisah ketika dipisahkan. Fakta ini membuktikan bahwa rasa kasih dan keterikatan tidak hanya dimiliki hewan dengan otak kompleks, tetapi juga muncul pada spesies dengan struktur otak sederhana.
Salah satu bentuk cinta paling nyata di dunia hewan adalah kasih sayang antara induk dan anaknya. Serigala betina, misalnya, rela menghadapi bahaya untuk melindungi anak-anaknya. Burung seperti penguin bahkan bergantian menjaga telur dan memberi makan anaknya selama berbulan-bulan dengan penuh kesabaran. Walau perilaku ini penting untuk kelangsungan hidup spesies, banyak di antaranya juga mencerminkan rasa keterikatan dan perhatian yang tulus.
Menariknya, beberapa hewan jantan juga menunjukkan kasih sayang luar biasa. Lihat saja kuda laut jantan—mereka memiliki kantung khusus di perut tempat membawa dan melindungi telur hingga menetas. Peran ini menunjukkan bahwa rasa cinta dan tanggung jawab dalam dunia hewan bisa hadir dalam bentuk yang sangat beragam dan tak terduga.
Cinta di dunia hewan tidak hanya muncul dalam hubungan pasangan atau orang tua dan anak. Banyak hewan membentuk persahabatan yang kuat dan bertahan lama. Lumba-lumba, misalnya, sering berenang bersama kelompoknya, saling membantu ketika salah satu terluka, dan bahkan mendampingi temannya saat melahirkan. Gajah dikenal memiliki ingatan luar biasa terhadap teman lamanya dan akan mencari mereka setelah terpisah lama. Monyet kapusin berbagi makanan dan saling menghibur dalam situasi penuh tekanan.
Persahabatan ini tidak hanya memberikan kenyamanan emosional, tetapi juga manfaat nyata bagi kelangsungan hidup—seperti perlindungan dari pemangsa dan kerja sama dalam mencari makanan.
Sekilas, cinta mungkin tampak seperti emosi lembut yang tidak ada kaitannya dengan bertahan hidup. Namun di dunia hewan, kasih dan kelekatan justru menjadi kunci kekuatan. Hewan yang hidup berkelompok, seperti serigala atau primata, bergantung pada hubungan sosial yang kuat untuk bekerja sama, berburu, dan menjaga kedamaian di kelompoknya. Unggas yang saling melindungi sarangnya atau mamalia yang merawat anaknya dengan penuh kasih, semuanya menunjukkan bahwa cinta bukan hanya perasaan, tetapi juga strategi untuk bertahan hidup.
Mengamati bagaimana hewan menunjukkan kasih sayang memberi kita pelajaran penting tentang arti cinta yang sebenarnya. Cinta, dalam berbagai bentuknya, bukanlah hal yang hanya dimiliki manusia. Dari pengorbanan seekor induk hingga kesetiaan pasangan seumur hidup, dari persahabatan hingga kebersamaan, semua menunjukkan bahwa kasih dan empati adalah bagian alami dari kehidupan di bumi ini.
Jadi, lain kali Anda melihat sepasang burung yang duduk berdekatan di dahan, atau hewan yang dengan lembut menyentuh pasangannya, ingatlah: di balik semua itu ada emosi yang nyata. Dunia hewan mengajarkan bahwa cinta, dalam bentuk apa pun, adalah kekuatan universal yang menyatukan kehidupan—sebuah bahasa tanpa kata yang bisa dirasakan oleh setiap makhluk hidup.